Selasa, 11 Mei 2010

mau jawab apa?

mulai hari ini dan tiga minggu kemudian, kami akan belajar bersama kawan2 dari negeri jiran :)
pagi tadi suasana kelasku menjadi lebih ramai, hmm... pelajaran istima' kali ini dengan tema "hadaaraham indonesia" tema ini sengaja dipilih dosenku khusus untuk menyambut kedatangan mahasiswa malaysia tersebut, karena dipikirnya kebudayaan Indonesia berdekatan dengan Malaysia, yaa begitulah kawan tidak semua dapat membedakan kebudayaan keduanya, masalah atau bukan masalah, kita tidak bisa menafikan bahwa kedua kebudayaan tersebut berasalah dari satu kebudayaan, melayu.

film dimulai, sedikit kaget karena film yg dipilih dosenku sama dengan yang ku pilih saat presentasi pertamaku di kelas, *bahasa Arab di Indonesia* saat itu ku tampilkan sedikit cumplikan film dokumenter al Jazeerah ttg orang-orang hadramaut di Indonesia, tentu ini karena keberadaan dan perkembangan bahasa Arab tidak dapat dipisahkan dari bangsa Arab yang berdatangan ke Indonesia.

orang-orang terkenal dari negeri kita pun bermunculan dalam film itu, Pak Alwi Shihab, Pak Lutfi *anggota dewan* dll, senang melihat orang Indonesia berbahasa Arab dengan sangat fashih, sebelum ditampilkan gambar mereka, ku pikir itu adalah Naatigh al Lughah :D yaa.. mari belajar dari mereka :)

film dihentikan sejenak ketika sampai di bagian *akad nikah* hal ini menjadi hal yang sangat lumrah, kerena pedangan2 Arab yang datang ke Indonesia meninggalkan keluarga mereka di tanah asal mereka. maka pembauran dalam masyarakat pun tak bisa dihindari. Yang menjadi bahan diskusi selama satu jam adalah cara akad nikah yang bagi teman2 dari barat sangat "aneh" karena di film hanya ditampilkan mempelai laki2 yang sedang ijab Qabul bersama wali mempelai wanita. pertanyaan mereka *dimana wanitanya?!?!?!?!?!?!*

kawan, apa yang akan kau jawab ketika mendapat pertanyaan itu? 
karena malu??? atau apa????
jawaban yang sangat memuaskan mereka adalah "karena menikah merupakan tanggung jawab sosial, ketika seorang wali menikahkan wanita maka keberlangsungan hidup rumah tangga wanita tersebut menjadi tangung jawab walinya, masalah2 yang timbul juga menjadi tangungan kedua keluarga".

dari sini aku belajar, betapa aku tidak pernah memikirkan apa yang mereka tanyakan, ketika dikatakan begini, maka tak pernah ku tanyakan mengapa demikian??? hmm.. mungkin tidak menanyakan *mengapa* cukup untuk diri sendiri, lalu bagaimana ketika orang lain, terutama mereka yang berasal dari kebudayaan lain menanyakannya... apa yang akan kau jawab?!?!?!?!  dan aku juga belajar, ketika menjawab, jawablah yang rasional .. tidak asal jawab :) 

mari belajar lagi :)

2 komentar:

  1. kok ane ga tau film itu ya?

    BalasHapus
  2. filmnya ada disini

    http://www.youtube.com/watch?v=04dwWorGGG4&feature=fvst

    BalasHapus