Selasa, 23 November 2010

Bahasa Arab di buku sejarah dan khayalanku

Malam ini, ku ingin membuatnya berbeda maka ku buka buku yang ku pinjam empat hari lalu dari kampus yang “jarang-jarang” ku datangi itu J satu buku yang ku ingat-ingat, ku rasa-rasa, ku duga-duga ada di lemari buku yang “jarang-jarang” ku buka itu, tapi tetap ku pinjam karena tak mungkin ku kembali ke rumah dan ternyata ingatan, perasaan dan dugaanku itu salah, aku tak mau menjadi orang yang merugi dan menjadi manusia terbodoh sekampus ;))

“Tarikh al adab al ‘Arabi” sudah jelas ini buku sejarah, pas sekali menjadi pengantar tidurku dan benar !!! buku ini berhasil menerbangkan khayalanku ke zaman dahulu sekali di Arab sebelum Islam datang. Aku membayangkan tandusnya padang pasir, panasnya matahari, teduhnya oase, indahnya purnama, gemuk dan sehatnya onta, serta tangguhnya kuda-kuda mereka. Penasaranku pun makin menjadi kita sampai pada paraghraf yang menceritakan asal-usul masyarakat Arab, kabilah mereka, system kekeluargaan mereka serta bahasa mereka yang luar biasa, bahasa Arab.
Menurut Ahmad Hasan al Ziyaat,  Arabiyah (Bahasa Arab) merupakan satu dari tiga bagian dari bahasa saamiyah. Dua yang lainnya adalah Aaramiyah dan Kan’aniyah. Bahasa Aaramiyah ini kemudian menjadi bahasa latin, Yunani dan bahasa sansakerta. Sedangkan bahasa Kan’aniyah merupakan induk dari bahasa ibrani dan finiqiyah (hmmm… ada yg masih belum jelas bahasa2 apa itu)

Menarik sekali, mempelajari sejarah terbentuknya bahasa Arab (rindu sekali belajar dari ahlinya T__T) dari buku ini disebutkan bahwa dari banyak bahasa-bahasa daerah, bahasa Quraisylah yang berhasil menyumbangkan terbanyak dalam terbentuknya bahasa Arab, hal tersebut juga didukung oleh faktor agama, ekonomi dan sosial. Seperti, pasar-pasar yang ada di saat itu (sayang yaa tenabang baru ada sekarang :D ) pasar itu selain untuk pertemuan para saudagar juga sebagai pertemuan para penyair, para da’I dan tidak ketinggalan para pesohornya. Mereka beradu syair, serta khutbahnya untuk mengagungkan dan mengelu-elukan kabilahnya serta menghina habis-habisan musuhnya. Salah satu pasar yang terkenal adalah “ukadz”. Selain pasar, faktor yang juga ikut mempengaruhi adalah peninggalan-peninggal sejarah yang ada di mekkah dan kontribusi kaum quraisy di dalamnya. Adanya kabbah di kota ini menjadikannya ramai dikunjungi -meski “rasanya” disana tidak sesubur dan tidak seelok Jakarta :p- tapi tempat ini menjadi titik temu bangsa-bangsa Arab yang datang dari berbagai penjuru. Begitulah bahasa Arab terbentuk dan terjaga hingga sekarang, tentu ada faktor utama dari segala faktor-faktor penting,,, yaitu terpilihnya bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an. Hmm… mungkin ini berdasarkan pendapat bang Ahmad al ziyat, karena bahasa Arab memiliki kosakata semua-semua yang ada di langit dan bumi serta yang ada diantaranya (bengong… mikir berapa kosakata yang ku punya :-l )

Semakin menarik membaca sejarah, namun khayalanku yang pertama itu dihalangi oleh khayalanku yang kedua, hmm mungkin bukan berkhayal tapi bernostalgia ke satu tahun sebelum ini, ketika aku dan teman-teman berkumpul di satu titik dan bertemu karena kecintaan kami terhadap bahasa Arab. Jika pada masa itu ada pasar ukadz, maka pada masa kami ada pasar “waqiif” pasar tradisional yang susah payah dilestarikan oleh pemerintah Qatar yang diserbu dengan bermacam-macam modernitas. Jika pada masa itu para penyair berlomba-lomba menyenandungkan syair terbaik mereka, maka pada masa kami, kami berusaha mati-matian menampilkan presentasi terbaik kami dengan bahasa terbaik kami sebisa kami tentang topic tentang kami yang ditampilkan semaksimal mungkin agar dapat berbangga dengan apa yang dimiliki sedikit dari kami. Hingga pada suatu waktu kami diberikan tantangan untuk presentasi berdua-berdua. Hmm, sulit sekali menemukan topic yang dapat diterima berdua. Saat itu, aku berpasangan dengan sarah, kawanku dari turki, akhirnya kami memilih topic “pengaruh bahasa arab terhadap bahasa turki dan bahasa Indonesia”. Teman2 yang lainpun memilih topic yang menarik sekali, yang putri amerika dan Poland menampilkan “perjalanan mereka dalam belajar bahasa Arab hingga bertemu di doha”… ini presentasi yang sangat sentimentil, penuh haru dan semangat yang menggelora. Teman ku yang putra tidak mau kalah, sang Barcelona dan a cute ukranian menampilan “qarashiin, para perompak, pembajak yang diakhiri dengan menampilkan foto kami sebagai pembajak” :D dan terkahir, sang “big man” dari amerika dan Denmark menampilkan yang lain dari yang lain, si Denmark memuji habis-habisan amerika dan si amerika memuji tak kalah habisnya ttg Denmark dan diantara mereka berdua ada si china yang memutuskan mana yang terbaik” : ))) presentasi pelepas lelah kami diakhir semester, tak terasa perjalan dan pertemuan-pertemuan kami di pasar waqif harus diakhiri dan kami kembali menjalani dan menghidupi “kebahasaan Arab” kami.. entah bagaimana dengan mereka, tapi bagiku, bahasa Ini semoga tidak memudar pesona dan indahnya dari hatiku J

Berbicara tentang khayalanku, dan ku berharap dengan sangat ini bukanlah sekedar khayalan. Mengingat pasar ukhadz dan pasar waqif, serta suuq Husain di kairo dan juga suuq habasyi di minia plus-plus sungai nil yang selalu menyegarkan mata si pemandangnya… hmmmm ingin rasanya mengadakan pasar baru disini untuk menghidupkan kembali bahasa Arab bersama teman2 disini. Entah bagaimana memulainya, semoga pasar baru yang belum ada nama dan lokasinya itu akan dapat memeriahkan bahasa Arab, berbagi cerita, pengetahuan atau main puji-pujian dan ejek2an dalam bahasa Arab J aku ingin, bahasa Arab seperti yang ada dalam buku sejarah itu, sangat menyenangkan dapat berbahasa Arab, selain untuk kebutuhan keagamaan namun juga untuk kebutuhan berbahasa sehari-hari…

Hal antum ma’ie ?? :))))