Senin, 21 Juni 2010

aku dan mereka

akhirnya kita semua harus mengakhiri kesenangan yang kita buat, kini saatnya melanjutkan bagian kehidupan yang sempat tertunda, *meski sampai saat ini, orang ini belum tahu cara memulai kembali kehidupannya*. tak mengapa, tak perlu menunggu mengerti makna hidup untuk hidup kan?!?!?!, karena betapa tidakmengertinya seseorang akan hidup, ia harus tetap hidup, karena hanya dengan hidup ia akan mengerti makna hidup, Jadi, HIDUPlaah agar mengerti makna HIDUP :p
kesenangan bersama teman teman di ANNS harus diakhiri 10 juni yang lalu. Namun, tanda tanda masa ini akan berakhir sudah kami rasakan jauh hari sebelumnya. Adalah N’ma teman kami yang harus meninggalkan program ini lebih awal, dia pergi kembali ke tanah airnya pada 25 mei dengan alasan di awal juni, dia akan memasuki kelas barunya. Wanita ini sangat mengagumkan, dia sudah menyelesaikan masternya di bidang politik timur tengah dan kini mengambil kembali master di bidang bahasa Arab.
Kembalinya N’ma ke kehidupannya dan langkahnya menyusun masa depannya membuatku kehilangan, kelas yang hanya terdiri dari Sembilan orang makin bertambah sepi, aku duduk di antara kasya dan sara. Keduanya adalah teman favoritku, aku banyak belajar dari keduanya begitu juga aku banyak belajar dari sanad, Mads, Ivan, Jared dan Miguel.
Kasya, Barbie dari polandia yang sangat pandai berbicara bahasa Arab, menjadi peserta terbaik dari kelas kami, dan juga mendapatkan juara pertama lomba menulis yang diadakan diakhir program kami. Ya, dia memang menakjubkan. Sekilas, aku melihat diriku ada di sosoknya, semangat belajarnya, kecintaanya pada kehidupannya, kesungguhannya, yaa begitulah aku beberapa tahun yang lalu, karena itu aku suka dia. Bahkan, dia lebih tangguh dariku. Dia mengajariku untuk tetap tersenyum dalam keadaan sulit, mencari jalan keluar dari tiap tantangan yang dihadapi. Ingin rasanya selalu ada dekat dengannya agar aku ingat bagaimana seharusnya aku bersikap. Semoga aku bisa menjumpai setengah diriku yang ada pada dirinya J
Muslimah cantik, itu sara. Gadis turki yang selalu berwarnakan hitam, membuat wajahnya sangat bersinar. kebaikan hatinya, tingkah lakunya membuat sinarnya makin berkilauan. Aku sayang dia, semoga dia mendapatkan kebaikan di tiap hari harinya. Yang membuat kami semakin dekat adalah karena disadari atau tidak kami pernah berselisih sedikit, berbeda pendapat tentang apa yang harus kami sampaikan saat presentasi duet kami. Topik ini itu aku tawarkan, tapi yang jadi jawabannya adalah “TERSERAH” terima kasih untuk tidak memberikan jawaban dari masalah yang ada, itulah yang ada dipikiranku saat itu. Tapi, sara mengajarkanku untuk tidak memikirkan diriku sendiri, mengajariku untuk berfikir dengan jalan pikiran orang lain, akhirnya kami menemukan topik yang kami berdua menyukainya “pengaruh bahasa Arab terhadap bahasa Turki dan bahasa Indonesia”.
Sanad, tiga tahun mengikuti program ini sebagai peserta “pendengar” tidak membuat anak keturunan cina ini bosan mempelajari bahasa Arab. Awal jumpa dengannya sulit sekali memahami bahasa Arab yang diucapkannya, ini membuatku berfikir: aku harus banyak belajar, agar aku dapat mengerti perkataannya. Dan ternyata dia seorang teman yang sangat menyenangkan, sesuai nama yang diberikan oleh “kafilah”nya sebagai penganti “soun jeung”, sanad benar benar menjadi tempat bergantung kita, terutama untuk masalah transportasi, dan ternyata dibalik sosoknya yang sangat lembut, dia menyukai dan sangat ahli di film horror, jam luang dijadikannya kesempatan untuk mempertontonkan koleksinya pada kami di kelas. Tak ada hubunganya dengan proses belajar, tapi ini menjadikan hari hari kami menyenangkan.
Mads, muslim Denmark yang sangat sulit ditebak, mahasiswa program politik timur tengah yang sangat kritis, dibalik sosoknya yang suka tersenyum tersimpan kata kata yang dapat “mematikan”. Pelafalan huruf huruf Arab yang sangat fasih tidak mencirikan bahwa ia adalah seorang yang masuk Islam empat tahun yang lalu, ini yang menjadikannya perwakilan mahasiswa tuk menyampaikan kata kata terima kasih pada saat hari pelepasan kami. Dan Ya, dia melakukannya dengan sangat baik J
Ivan, orang pertama yang ku lihat di bandara, dugaanku tepat tenyata dia benar ada di satu program denganku. Anak ukraina yang mahir photography, suka asik dengan “dunia”nya sendiri, tidak dapat menyembunyikan “bosan”nya dia dengan jam belajar yang sangat panjang. Ya, dia sering membuat kami tertawa dengan ide dan pertanyaannya yang sangat “lugu” dan semaunya sendiri :D
Jared, sosok tentara Amerika yang ramah :D ini bukan berarti dia mantan tentara atau apa, tapi fisiknya yg sangat “tentara” itu yang membuatku menilainya demikian. Tak banyak percakapan di luar kelas denganya, tapi aku tau dia sangat “berilmu” dia faham dan sangat menyukai bahasa Arab.
Miguel, peserta yang sangat dewasa diantara yang lainnya, budaya spanyol membuatnya sangat pengertian dan penuh dengan perasaan, sangat menyenangkan. Dan selamat…. Di hari pelepasan kami, dia mempersuting gadis mesir yang dikenalnya beberapa tahun lalu saat dia mengajar disana J
Ya, Miguel, Jared dan N’ma sera sara tidak bersama kami disaat pelepasan karena alasan masing masing yang memaksa kami tuk merayakan pelepasan kami hanya berlima: aku, kasya, Mads, Ivan, dan sanad masing masing kami menyimpan kesan dan perasaan mendalam tuk program ini terutama untuk teman teman, karena semuanya memberikan satu raut wajah yang serupa: tak dapat menahan pahitnya perpisahan ini namun tetap harus kami telan, karena ini adalah langkah awal dari kehidupan yang menanti kami”
“Kita tidak mengucapkan selamat tinggal, tapi kita ucapkan SAMPAI JUMPA” !!!!!